Senin, 14 November 2011

CERPEN ( cerita pendek )

Kakekku Masinis
Waktu hari minggu, aku datang ke tempat kakekku di cilacap. Lama sekali aku tidak main ke sana. Aku tinggal tak jauh dari stasiun kroya. Kata ibu, kakek sampai sekarang masih bekerja di kereta api jadi masinis di dipo lokomotif cilacap. Kakek juga jarang mampir ke rumahku, kalaupun datang,itupun hanya sebentar.
Kebetulan pas hari minggu, aku menelpon kakek. Kakek saat itu lagi dirumah. Kakek menyuruku ikutkereta purwojaya untuk sampai ke stasiun cilacap. Akupun pada hari minggu siang bergegas ke stasiun kroya. Dan tak beberapa lama kereta yang akan ku naiki datang. Aku dititipkan ke kondektur ikut naik kereta purwojaya oleh ibu. Tak sampai satu jam perjalanan kroya-cilacap.
Begitu turun dari kereta, kakek sudah menungguku. Wah, betapa senang nya hatiku ketika menginjakan kaki di stasiun cilacap. Stasiunnya bagus dan megah tapi masih asli buatan jaman penjajahan jepang. Kakekpun segera mengjak kerumah namun sempat beberapa saat  mampir ke dipo lokomotif.
Akupun terkagum-kagum begitu melihat beberapa lokomotif seri tua D 301 yang berjajar di dipo. Bentuknya lucu, bikin aku tertawa. Sampai-sampai kakek bertanya melihat aku tertawa aneh. Sesampai dirumah kakek yang hanya berjarak 50 meter dari dipo lokomotif cilacap, nenek telah menyambutku. Aku senang sekali berkumpul dengan kakek-nenek. Kakek lantas memberiku sebuah majalah bergambar lokomotif tua. Kubaca meski harus kueja huruf demi huruf, A-L-B-U-M L-O-K-O-M-O-T-I-F D-A-N K-R-L S-E-R-I-1 M-A-J-A-L-A-H K-A.
Ku buka lembar demi lembar isi majalah itu. Wow ……banyak gambar loko-loko baik yang sudah tidak beroperasi sampai yang beroperasi. “dulu kakek pernah bawa loko yang mana?”, tanyaku. Kakekpun menjawab, “kakek penah bawa loko C27 dan D52 seperti loko yang kamu lihat di majalah itu.” “apa sekarang masih ada lokonya,kek?” tanyaku lagi karena jadi penasaran pengin tahu. “ya masih, tapidi taman mini indonesia indah jakarta dan museum kereta api ambarawa”, jawab kakek lagi.
Aku jadi kian tertarik bertanya soal lokomotif uap jaman dulu. Tawaran nenek untuk makan sampai ku tolak dulu. “apa pengalaman kakek tentang loko uap?”. Tanyaku terus bak seorang wartawan. “ya banyak. Teman kakek pernah ada yang meninggal karena saat keadaan jalan, dia memperbaiki pompa air diatas muka loko. Ia tak melihat kalau akan melewati jembatan sehingga badannya tersangkut rangka jembatan. Tubuhnya limbung dan jatuh ke sungai dan nyawanyatak tertolong. Terpaksa saat itu lok diberhentikan oleh temannya yang menjadi pembantu masinis.” Duh kasihan sekali teman kakek. Tapi mungkin sudah takdir ilahi ya?
Tapi sayang cerita kakek tak bisa berlanjut. Jam telah menunjuk angka 5 sor. Kakek bersiap-siap dinas malam membawa kereta purwojaya jurusan gambir. Aku pun juga segera mandi dan makan. Lalu bersama kakek setelah berpamitan dengan nenek, kami menuju dipo lokomotif. Tepat pukul 18.30, KA purwojaya diberangkatkan dari stasiun cilacap. “selamat bertugas,kek!”, kataku sambil menyalaminya setelah sampai di stasiun kroya. Aku dan ibu yang menjemput pun langsung pulang setelah KA purwojaya hilang dari pandangan kegelapan malam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar