Ayahku, Kepala Stasiun
Seperti biasa itu ayahku bersiap-siap pergi ke kantor setelah selesai sarapan dengan kami anak-anak nya dan juga ibu. ”Ayah,ayah kantor nya dimana sih,Yah?”tanya adikku yang paling kecil,Tetta namanya. “ohh .. kantor ayah jauh. Nanti ya kapan-kapan kalau libur,adik ikut Ayah ke kantor,kita akan naik kereta api ..”kata Ayahku. “Kata ka Tantampai di depanrra,di kantor ayah banyak kereta api ya,Yah? Adik mau dong dikasih satu …,”kata adikku merajuk. Kami semua tertawa mendengarnya.
Kemudian ayah berangkat setelah mencium dan memeluk aku dan adik-adikku. Kami mengantar ayah sampai di depan pagar rumah. Sungguh, aku bangga sekali melihat ayahku. Beliau nampak gagahdan berwibawadengan baju seragamnya. Ya, ayahku adalah Kepala Stasiun Kereta Api. Beliau adalah sosok ayah yang bijaksana dan tegas tetapi lembut terhadap kami anak-anaknya. Aku membayangkan betapa pandainya ayahku hingga bisa menjabat sebagai Kepala Stasiun.
Aku berharap Ujian Akhir Semester segera berakhir dan liburan pun segera tiba, yang berarti aku dan adik-adikku akan diajak Ayah ke kantor nya untuk melihat-lihat Kereta Api dan menaikinya tentu saja. Uhhhhhh ….aku sudah tidak sabar menunggu liburan tiba.
Dan hari ini adalah hari pertama liburan kami setelah kemarin terima raport. Ayah gembira karena nilai raport kami memuaskan. Tanpa diingatkan oleh kami anak-anaknya,Ayah memenuhi janjinya untuk mengajak kami ke stasiun dimana ayah bekerja. Ayah sengaja mengambil cuti satu hari untuk menemani aku dan adik-adikku menemani liburan di stasiun kereta api. Terima kasih ayah!
Di stasiun, ayah mengajak kami berkeliling. Dimulai dengan ruangan dimana ayahku bekerja. Dalam ruangan itu,kami menemui beberapa benda yang berhubungan dengan kereta api. Ada miniatur kereta api di meja kerja,kalender yang bergambar kereta api dan juga foto-foto kereta api dari berbagai bentuk dan tahun pembuatannya. Bahkan jam dinding pun bergambar lokomotif. Ckckckck …serasa di dunia kereta api saja,pikirku. Semua serba kereta api.
Setelah itu ayah mengajak kami keluar ruangan dan melihat sekeliling stasiun. Hampir semua orang yang berpapasan dengan kami selalu menyapa ayahku yang dibalas dengan senyuman ramah beliau. Duh …bangganya aku berjalan dengan seorang kepala stasiun kereta api,yang tak lain ayahku sendiri. Ayah menunjukan kepada kami beberapa kereta api yang sedang berhenti dan menunggu jam keberangkatan. Di tempat yang agak jauh dari situ, terdapat beberapa kereta api yang kata ayah adalah kereta khusus untuk barang.
Hmmmm ..dalam hati aku bertanya kapan ayah mengajak kami naik kereta api? Tapi tak lama setelah itu, ayah mengajak kami naik KRL ( kereta rel listrik ) menuju gambir. Sesampai di gambir,ayah menuntun kami menuju sebuah kereta api dan mengajak kami menaikinya. Wooooowww!!!!!!!!! Aku melihat kereta api itu kosong,bagus dan wangi. Kata ayah,itu kerea api eksekutif. Kami memilih tempat duduk dan aku berada di dekat jendela.
Beberapa menit kemudian,kereta perlahan mulai berjalan. Wooowww ..!!!! kami bertriak serempak kegirangan. Kereta api menuju ke stasiun cirebon. Perjalanan kami lewati dengan gembira. Nampak olehku,wajah ayah bersinar. Ya,tak pernah ayah lewatkan waktu seharian seperti ini bersama anak-anaknya. Beliau selalu sibuk dengan pekerjaannya sehari-hari sebagai kepala stasiun kereta api. Seluruh waktunya diabadikan untuk pekerjaannya. Beliau memikul tanggung jawab yang besar atas kelancaran kereta api yang melayani banyak penumpang yang menggunakan jasanya. Akhirnya kami kembali ke jakarta dengan menaiki kereta api yang sama. Kami pulang kerumah dengan perasaan gembira yang tak dapat di ungkapkan dengan kata-kata.
Keesokan harinya,ayah kembali menjalankan tugasnya seprti hari-hari sebelumnya. Cuti sehari yang beliau ambil telah kami isi dengan kenangan yang sangat indah dan tak terlupakan. Dan seperti biasa juga, kami mengantar ayah sampai kedepan pintu pagar. Sambil melambaikan tangan,aku ucapkan : “selamat bertugas ayah! Aku bangga padamu!”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar