Jumat, 13 Desember 2013

DEPLESI

Apabila sumber daya alam dikonsumsi dalam memproduksi produk atau jasa, digunakan terminologi deplesiasi (penyusutan) untuk menyatakan penurunan nilai sumber daya berdasarkan apa yang terjadi.
Beberapa perbedaan antara deplesi dan depresiasi adalah sebagai berikut :
·         Deplesi merupakan pengakuan terhadap pengurangan kuantitatif yang terjadi dalam sumber-sumber alam, sedangkan depresiasi merupakan pengakuan terhadap pengurangan service ( manfaat ekonomi ) yang terjadi dalam aktiva tetap.
·         Deplesi digunakan untuk aktiva tetap yang tidak dapat digantilangsung dengan aktiva yang sama jika sudah habis, sedangkan depresiasi digunakan untuk aktiva tetap yang pada umumnya dapat diganti jika sudah habis.
·         Deplesi adalah pengakuan terhadap perubahan langsung dari suatu sumber alam menjadi barang yang dapat dijual, sedangkan depresiasi adalah alokasi harga perolehan ke penghasilan periode yang bersangkutan untuk suatu service yang dihasilkan ( kecuali dalam perusahaan dimana depresiasi dihitung berdasarkan hasil produksi ).

Metode Perhitungan Deplesi
Untuk menghitung deplesi ada 3 hal yang harus dperhatikan yaitu :
a.      Harga perolehan aktiva
Dalam hal sumber-sumber alam, harga perolehannya adalah pengeluaran sejak memperoleh izin sampai sumber alam itu dapat diambil hasilnya. Jika kumpulan pengeluaran itu terlalu kecil maka dilakukan penilaian terhadap sumber alam tersebut.
b.     Taksiran nilai sisa apabila sumber alam sudah selesai dieksploitasi.
c.      Taksiran hasil yang secara ekonomis dapat dieksploitasi.
Deplesi dihitung untuk tiap unit hasil sumber alam (ton, barrel, dan lain-lain).

Koreksi terhadap deplesi dapat dilakukan dengan 2 cara sebagai berikut :
·         Deplesi tahun-tahun lalu yang sudah dicatat dikoreksi, begitu juga untuk deplesi yang akan datang.
·         Deplesi tahun-tahun lalu yang sudah dicatat tidak dikoreksi, tetapi deplesi tahun-tahun yang akan datang dilakukan dengan data yang terakhir.

Perhitungan besarnya deplesi berdasarkan atas harga perolehan sumber alam, banyaknya cadangan/kandungan sumber alam tersebut serta jumlah yang telah dieksploitasi selama periode tertentu.

Contoh :

Harga perolehan hak atas tambang Rp 80.000.000.000,00, taksiran cadangan/kandungan bijih besi sebesar 4.000.000 ton
Maka tarif Deplesi tiap ton = Rp 80.000.000.000,00 : 4.000.000 = Rp 20.000,00

Jika dalam setahun telah ditambang 150.000 ton, maka besarnya deplesi adalah 150.000 x Rp 20.000,00 = Rp 3.000.000.000,00

Ayat jurnal  untuk mencatat deplesi  tersubut adalah
Biaya Deplesi                                             Rp 3.000.000.000,00
Akumulasi Deplesi                                  Rp 3.000.000.000,00

Rekening akumulasi deplesi adalah suatu rekening lawan terhadap cadangan barang tambang yang berangkutan, maka dalam neraca disajikan sebagai pengurangan terhadap harga perolehan cadangan barang tambang yang bersangkutan (seperti halnya aktiva tetap dengan akumulasi penyusutannya.


 Referensi:
-         xxwahab.files.wordpress.com/2010/
-         elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ekonomi.../bab6_depresiasi.pdf
-         staff.ui.ac.id/internal/132161170/material/ekotek_depresiasi.pdf

Depresiasi
1.      Pengertian Depresiasi
Depresiasi adalah proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama masa manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis.
2.      Kriteria Barang Terkena Depresiasi
a.      Properti yang dapat didepresiasi harus memenuhi ketentuan
berikut :
·         Harus digunakan dalam usaha atau di pertahankan untuk menghasilkan pendapatan.
·         Harus mempunyai umur manfaat tertentu dan umurnya harus lebih lama dari satu tahun.
·         Merupakan sesuatu yang digunakan sampai habis, mengalami peluruhan/kehancuran, usang atau mengalami pengurangan nilai dari nilai asalnya.
·         Bukan inventaris, properti investasi, persediaan atau stok penjualan.
b.      Properti yang dapat di di deprsikan dikelompokkan menjadi :
·         Nyata (tangible) : dapat dilihat atau dipegang. Terdiri dari properti personal seperti : mesin-mesin, kendaraan perlatan, furnitur dan item-item yang sejenis, serta properti riil seperti tanah dan segala sesuatu yang di keluarkan dari atau tumbuh atau berdiri di atas tanah tersebut.
·         Tidak Nyata (Intangible) : Properti personal seperti hak cipta, paten atau franchise.
3.      Pengaruhnya Terhadap Pajak
PAJAK PENDAPATAN
a.    Pajak pendapatan dihasilkan dari operasi perusahaan yang menguntungan  biasanya.
b.    Dimasukkan ke dalam perhitungan dalam mengevaluasi proyek-proyek teknik. Alasanya.
c.    Cukup sederhana, pajak pendapatan atas proyek-proyek yang diusulkan mungkin.
d.    Mencerminkan arus keluar utama yang harus dipertimbangan bersama-sama dengan arus kas masuk dan keluar lainnya dalam mengevaluasi seluruh keuntungan ekonomis dariproyek tersebut.
Perbedaan Antara Jenis-Jenis Pajak yang Berbeda
a.    Pajak pendapatan (Income Taxes), dinilai sebagai suatu fungsidari pendapatana kotor.(gross reveneu) dikurangi deduksi yang diizinkan. Hal itu dilakukan oleh federal.Kebanyakan negara bagian, dan kadang-kadang oleh pemerintahan kotamadya.
b.    Pajak properti (Properti taxes) dinilai sebagai fungsi dari nilai barang itu sendiri, seperti : tanah, gedung, peralatan, dan tingkat pajak yang digunakan. Jadi, ini terlepas dari pendapatan atau laba perusahaan. Hal itu dilakukan oleh pemerintah kotamadya, kabupaten dan / negara bagian.
c.    Pajak penjualan (Sales taxes) dinilai berdasarkan pembelian barang atau jasa, dan terlepas dari pendapatan (income) dan laba kotor. Pajak penjualan bersangkut-paut dalam studi ekonomi teknik hanya untuk tingkat itu yang mana mereka ditambahkan ke biayadari barang yang dibeli.
d.    Pajak pembelian  (excise taxes) merupakan pajak federal yang dinilai sebagai funsi dari penjualan barang atau jasa tertentu yang sering dianggap tidak penting, dan karenanya terlepas dari pendapatan atau laba dari bisnis. Meskipun mereka biasanya dibebankan kepada pabrik atau pengecer asli dari barang dan jasa tersebut, biayanya dikenai kepada si pembeli.
4.      Jenis Perhitungan
a.      Stright Line Depreciation (Depresiasi Garis Lurus).
Berdasarkan metode ini bagian yang sama dari harga perolehan aktiva (diatas nilai sisanya) dialokasikan ketiap periode yang menggunakannya. Biaya depresiasi perperiode dinyatakan sebagai :
Harga Perolehan – Nilai Sisa
                                                     Taksiran Umur Manfaat
Contoh :
Sebuah truk dibeli oleh PT Bromo pada tgl 1 Januari 19x1, harga beli Rp. 12.000.000, biaya perbaikan Rp. 1.000.000 taksiran nilai residu Rp. 1.000.000, taksiran masa manfaat 5 tahun,  tentukan depresiasi
biaya depresiasi = 13.000.000 – 1.000.000 / 5 : 2.400.000
Table depresiasi
Tahun
Jml terdepresiasi
Tariff
Biaya depresiasi
Akumulasi depresiasi
Nilai buku
19x1
19x2
19x3
19x4
19x5
12.000.000
12.000.000
12.000.000
12.000.000
12.000.000
20%
20%
20%
20%
20%
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
4.800.000
7.200.000
9.600.000
12.000.000
10.600.000
8.200.000
5.800.000
3.400.000
1.000.000

Hitunglah:
·         Tarif Depresiasi
·         Depresiasi pertahun
·         Nilai buku setelah 5 tahun
dari suatu aktiva yang berharga Rp. 10.000.000 yang dibeli tanggal 5 Januari. Setelah akhir umur manfaatnya selama 10 tahun nilai sisa Rp. 2.000.000.
·         Tarif Depresiasi = 100% / umur taksiran
= 100% / 10
= 10%
·         Depresiasi = (harga perolehan – nilai sisa) X tarif depresiasi / tahun)
= 10.000.000 – 2.000.000 x 0,1
= 800.000 / tahun
·         Nilai Buku
Depresiasi selama 5 tahun =  800.000 x 5 = Rp. 4.000.000
nilai buku = harga perolehan – akumulasi depresiasi
 = 10.000.000 – 4.000.000 = 6.000.000

b.      Sum Of Years Deprecition (Depresiasi Tahunan).
Jumlah depresiasi dihitung berdasarkan pada serangkaian angka pecahan yang denominator atau penyebutnya diambil dari jumlah rentetan angka tahun tersebur. Angka tahun yang terbesar digunakan sebagai numerator atau pembilang dari angka pecahan untuk depresiasi tahun pertama.
Harga Perolehan – Nilai Sisa X Pecahan Angka Tahun = Biaya Depresiasi
Contoh :
Harga perolehan – nilai sisa x pecahan angka tahun = biaya depresiasiSebuah truk dibeli oleh PT Bromo pada tgl 1 Januari 19x1, harga beli Rp. 12.000.000, biaya perbaikan Rp. 1.000.000 taksiran nilai residu Rp. 1.000.000, taksiran masa manfaat 5 tahun,  tentukan depresiasi
Tahun
Jml terdepresiasi
Tariff
Biaya depresiasi
Akumulasi depresiasi
Nilai buku
19x1
19x2
19x3
19x4
19x5
12.000.000
12.000.000
12.000.000
12.000.000
12.000.000
5/15
4/15
3/15
2/15
1/15
4.000.000
3.200.000
2.400.000
1.600.000
   800.000
4.000.000
7.200.000
9.600.000
11.200.000
12.000.000
9.000.000
5.800.000
2.400.000
1.800.000
1.000.000

Untuk  aktiva yang memiliki taksiran umur manfaat lama formulanya :
S : N (N+1)/2
S : jumlah angka tahun 
N : umur manfaat
Contoh :
Sebuah mesin dibeli oleh PT Texmaco, berapa depresiasinya untuk 2 tahun pertama jika mesin punya nilai sisa 192.000 dan taksiran umur manfaat 25 tahun, harga mesin tersebut 1.350.000
Jawab :
S = 25 (25+1) / 2 : 325
Jumlah terdepresiasi = 1.350.000 – 192.000 = 1.158.000
Depresiasi = jumlah terdepresiasi x angka pecahan
Th 1 = 1.158.000 x 25/325 = 89.077
Th 2 = 1.158.000 x 24/325 = 85.513
c.       Unit Production ( Depresiasi Unit Produksi).
Depresiasi dihitung berdasarkan pada unit output atau unit produksinya missal jam,kg
Depresiasi = Depresiasi Perunit X Pemakaian
Depresiasi = Harga Perolehan – Nilai Sisa   X Pemakaian
                                                          Umur Taksiran (Dalam Unit)

Contoh :
Sebuah truk dibeli oleh PT Bromo pada tgl 1 Januari 19x1, harga beli Rp. 12.000.000, biaya perbaikan Rp. 1.000.000 taksiran nilai residu Rp. 1.000.000, taksiran masa manfaat 5 tahun (100.000 km)  tentukan depresiasinya missal tahun 19x1 truk dipakai 15.000 km, 19x2 30.000 km, 19x3 20.000 km, 19x4 25.000 km, 19x5 10.000 km
biaya depresiasi persatuan = 12.000.000 / 100.000 = 120
Tahun
Satuan kegiatan
Depresiasi / satuan
Biaya depresiasi
Akumulasi depresiasi
Nilai buku
19x1
19x2
19x3
19x4
19x5
15.000
30.000
20.000
25.000
10.000
120
120
120
120
120
1.800.000
3.600.000
2.400.000
3.000.000
1.200.000
1.800.000
5.400.000
7.800.000
10.800.000
12.000.000
11.200.000
7.600.000
5.200.000
2.200.000
1.000.000

Contoh :
PT Elok membeli mobil bekas seharga Rp. 600.000 dan mengeluarkan Rp. 150.000 sebagai biaya reparasi, berapa depresiasinya dan nilai buku pada akhir tahun kedua jika mobil tersebut mempunyai nilai sisa Rp. 150.000 dan taksiran umur manfaat 85.000 km lagi, pada tahun pertama mobil dipakai sejauh 12.000 kmdan tahun ke dua menempuh 14.000 km
depresiasi perunit = 750.000 – 150.000 / 85.000 km = Rp 7 / km
Depresiasi th 1 = 7 x 12.000 = 84.000
                    th 2 = 7 x 14.000 = 98.000
akumulasi depresiasi = 84.000 + 98.000 = 182.000
nilai buku akhir tahun kedua = 750.000 – 182.000 = 568.000
5.      Referensi
xxwahab.files.wordpress.com/2010/
http://indraazzikra.blogspot.com/p/depresiasi.html