Ombak
Itulah
Ombak
itulah yang membangunkanku lagi padamu
Rambutmu
masih hijau meskipun musim berangkat coklat
Kujahit
lagi robekan – robekan tahun pada gelisahku
Dan
darahmu kembali mengatakan yang ingin di ucapkan jantung
Dulu
angin musim panaslah yang mendudukkan aku disampingmu
Dan
atas ranjangmu ia tembatkan desirnya memeluk tidurmu
Kau
pun terima aku seperti pohon menerima benalu
Dan
aku mengikutimu seperti matabatu mengikuti suara di udara
Garam
adalah garam. Ia bisa lebur dalam air
Tapi
tak dapat lenyap atau di lenyapkan. Dari jauh
Kupinjam
mulutmu buat meneguk gelas – gelas kosong waktu
Dan
member jalan pada pagi hari lain yang tak mungkin datang